Taman Nada, sajian musik pop akustik renyah

Terhitung hingga saat ini, dua tahun sudah Taman Nada merasakan atmosfer scene indie di Surabaya dengan musik folk-rock yang diusungnya. Dari segi musik, Taman Nada menyajikan sebuah sajian musik pop akustik renyah dengan tambahan beberapa instrumen macam ukulele, pianika, harmonika, bass dan drum. Dalam kurun waktu dua tahun itu pula band ini telah dua kali berganti format, pertama format akustik dan tahun ini berkembang menjadi full band. Album ini dapat diunduh dengan legal dan gratis.

Musik · 19 August 2013 · Keywords: , ·
Taman Nada

Band ini baru saja terbentuk tahun 2011 lalu yang tepatnya pada tanggal 14 Januari. Proses terbentuknya pun bisa dibilang cukup instan: hanya karena ingin tampil di salah satu event di Surabaya saat itu. “Aku bikin band ini tu sebenernya juga ada keterpaksaan ego tersendiri, jadi awalnya di tawarin temen untuk main di acaranya tapi pas itu aku gak punya band. Berhubung aku kepengen main, ya udah aku bilang iya padahal bandnya tuh belum ada. Dan akhirnya setelah bilang iya itu baru aku nyari personil satu-satu untuk bikin band” jelas Atthur Razaki, vokal sekaligus otak dibalik munculnya Taman Nada

Terhitung hingga saat ini, dua tahun sudah Taman Nada merasakan atmosfer scene indie di Surabaya dengan musik folk-rock yang diusungnya. Dalam kurun waktu dua tahun itu pula band ini telah dua kali berganti format, pertama format akustik dan tahun ini berkembang menjadi full band. Namun sayangnya rombakan-rombakan yang mereka lakukan demi mengeksplor musikalitasnya tidak diiringi dengan munculnya rilisan fisik ataupun digital. Lantas apa yang menjanjikan dari kuintet folk-rock Surabaya ini?

Dari segi musik, Taman Nada menyajikan sebuah sajian musik pop akustik renyah dengan tambahan beberapa instrumen macam ukulele, pianika, harmonika, bass dan drum yang banyak terinfluences dengan musik-musik milik Iwan Fals, Simon and Garfunkel, Ebiet G. Ade hingga Fleet Foxes. Salah satu lagu andalannya yang kerap menjadi klimaks ketika menutup penampilannya ialah ‘Pulang’, lagu tersebut bisa kalian streaming via player Soundcloud dibawah. Sekalipun baru merilis demo secara live namun tidak perlu dipungkiri bahwa kemapanan band yang beranggotakan Atthur Razaki (vokal & gitar), Salman Muhiddin (vokal & gitar), Zaki Rifian (gitar & guitalele), Nandiwardhana P. S (harmonika & pianika), Dwiki Putra R (vokal & bass) dan Arya Pratyaksha (drum) ini adalah mobilitasnya yang tinggi untuk urusan perform, walaupun masih tergolong baru tapi band ini telah berpartisipasi di banyak event.

Selain itu Taman Nada kini sedang bersiap untuk rangkaian tur-nya bersama Cotswolds yang diadakan secara mandiri bersama c2o. Rencananya tur tersebut akan hinggap ke 10 kota di Jawa yang terhitung mulai awal bulan depan. Dan dalam rangka menyukseskan tur tersebut Taman Nada kabarnya akan segera merilis Ep perdananya bulan Agustus ini, mini album tersebut akan berisikan lagu-lagu Taman Nada di format awal yang sekaligus juga akan memperkenalkan format terbaru mereka saat ini.


Album ini menggunakan lisensi Creative Commons BY-NC-SA. Anda bebas untuk mengunduh, mengolah-ulang dan membagikannya secara gratis asal mencantumkan sumber materi ini, tidak mengambil keuntungan komersial dan wajib menggunakan lisensi yang sama. Unduh lagu dan sampulnya dari archive.org.

Disadur dari tulisan Rona Cendera, pertama kali diterbitkan di Ronascent: The Indonesian Music Webzine.

Fase

Selamat pagi, secangkir kopi awali hari
Awan menari melangkah pergi
Di hari yang sama bermekar bunga berpenuh warna
Kumbang bercanda, aku pun gelisah
Reff: Adakah kisah yang sama bila ku pergi
Mengejar mimpi usang oh itu imaji
Dan aku sendiri, terperdaya sunyi
Di sebuah misteri kan jadi histori
Gugurlah sang waktu, runtuhkan dinding-dinding belenggu
Dimensi yang baru, jalan hidupku
Reff
Badai tlah usai, semilir angin menuntun langkah
Di jalan yang beda. Apa kabarmu?

 

Marilah Mari

Terbang ke awan, susuri samudera
Kicau gereja, eloknya cemara
Sambutan manis untukmu sahabat
Jauhi bising, alam semesta
Duduk bersama bentuklah lingkaran
Nyanyikan pagi, siang dan malam
Lantunkan laut, gunung-gunung, gedung
Haturkan tangan lalu tarikan
Regangkan lelah kitarilah aku
Rentangkan tangan, rengkuhlah angkasa
Sempatkan puja, sisipkan doa
Langitkan harap lautkanlah cinta
Jangan terlelap teruslah terbangun
Sampai habis musim menemanimu
Berdiri tegak, sembuhkan luka
Lanjutkan cinta sebarkanlah kisah
Marilah mari, mari bersama. Ajaklah kawan sanak saudara. Tak takut gelap tak takut hujan,
biarpun lapar kering kerontang. Biarpun lapar… Tetaplah datang

 

Pulang

Saat kantuk meradang
Dan sadarmu tak lagi lapang
Sepasang mata mengandung rona rumah
Ada kalanya pisah
Dia suntuk sementara
Namun mata tlah merah
Akan kabur di muka
Pulang… Pulang…
Pulang… Pulang…
Pulanglah… Pulanglah…
Lekas Pulang.

This post is also available in: English