Praoto adalah sebuah media yang memuat rekam jejak scene musik Surabaya dan segala hal juancuuk lainnya yang terkait scene musik kota ini. Praoto, yang berarti truk dalam bahasa Suroboyoan, ingin mengangkut dan menjadi sarana distribusi karya, suara, juga gagasan dari Anda semua : musisi, pelaku, pengamat, hingga penikmat scene musik kota Pahlawan.
Disebut “Surabaya’s DIY Music Web Zine” karena kami melakukannya secara independen : nulis, nulis sendiri, liputan, liputan sendiri, motret, motret sendiri, mendesain logo sendiri, hingga mempublikasikannya sendiri, tanpa bantuan seorang profesional.
Ini sesuai dengan istilah yang muncul di Inggris sekitar pertengahan abad lalu dari cara seseorang memperbaiki konstruksi rumah atau bangunan yang ia lakukan sendiri dan dengan peralatan seadanya.
Istilah “DIY” kemudian berkembang penggunaannya dan digunakan oleh para pelaku musik era 70-an yang musiknya tidak dapat dipublikasikan secara masif dan terang-terangan. Mereka mempromosikan musik mereka secara sembunyi-sembunyi, dalam skala kecil, dan lagi-lagi melakukannya secara mandiri.
Di Indonesia, dan Surabaya khususnya, kami mungkin sudah mencapai generasi ke sekian yang melakukan ini untuk scene musik kota sendiri. Meskipun begitu, yang kami maksud “DIY” di sini adalah cara kami mengoperasionalkan media ini saja, bukan konten musiknya.
Ini terkait istilah “DIY” yang sangat lekat dengan perkembangan musik bawah tanah. Di Indonesia sudah cukup banyak yang telah menerapkannya. Zine, kependekan dari magazine atau fanzine, selalu identik mempublikasikan musik-musik yang membawa semangat DIY pula.
Kami berbeda. Dalam media ini semua musik berkualitas boleh masuk. Kami berusaha untuk tidak mengkotak-kotakkan musik yang kami beritakan. Mungkin kesannya, terkesan mengkhianati nilai-nilai “DIY”. Tapi jikalau kami harus memberitakan musik-musik yang segmented pula, lalu apa bedanya kami dengan major label yang selektif yang hanya memasukkan musik-musik yang komersil saja? Dan harus menendang jauh-jauh musik-musik yang tidak menghasilkan uang..
Tidak, kami tidak seperti itu. Musik itu bahasa universal. Musik itu masalah selera. Menilik teori dari studi ilmu Komunikasi, selera orang bergantung kepada frame of reference dan field of experience masing-masing. Jadi marilah mulai menghormati musik yang beragam.
Sementara itu, karena kami berbasis di kota Surabaya, maka konten yang kami fokuskan adalah scene kota kami sendiri. Kalaupun ada konten dari luar Surabaya itu adalah usaha kami untuk berbagi hal-hal bermanfaat dari luar kota kami untuk para penikmat musik kota Pahlawan.
Berdiri sejak Maret 2013, visi-misi kami tidaklah muluk-muluk : eksistensi. Masih bisa eksis bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok, itu sudah puji syukur Alhamdulillah. Mengingat media ini bersifat “DIY” dengan segala keterbatasannya, jadi haraplah maklum jika Anda, dalam suatu waktu melihat media ini lama sekali tidak meng- updatekonten-kontennya.
Kami hanya ingin bersenang-senang di sini. Jika Anda ingin turut berbagi , bekerja sama, dan bersenang-senang bersama kami, mari bergabung. Segera hubungi kami. Kami sangat terbuka dengan hal-hal semacam itu. Tak lupa juga dengan saran dan kritik yang membangun, juga kami tunggu.
Terakhir, karena kami sudah ada dan kami lahir karena tidak adanya acuan media musik yang representatif yang mengabarkan scene musik di kota ini secara lebih beragam, maka berhentilah menunjukkan jari Anda kepada media sebagai salah satu penyebab utama kurang berkembangnya scene musik kota ini. Berhenti menunjuk, kurangi berwacana, dan segera lah bergabung dengan kami untuk merealisasikannya.
Salam,
Praoto!
Works & Activities
Publikasi berita musik Surabaya di praotozine.