Melalui karya Joshua Oppenheimer yang memfilmkan para pelaku genosida di Indonesia, satu keluarga penyintas mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya – sesuatu yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa.
Untuk informasi selengkapnya, referensi, dan bahan bacaan lainnya, kunjungi:
http://filmsenyap.com/
PERNYATAAN SUTRADARA
Film Jagal (The Act of Killing) memaparkan apa yang kita alami ketika kita membangun realitas sehari-hari di atas teror dan kebohongan. Film Senyap menjelajahi apa yang dirasakan oleh penyintas dalam realitas seperti itu. Membuat film mengenai genosida bagaikan berjalan di tengah medan ranjau penuh dengan pernyataan klise yang sebagian besarnya ditujukan untuk menciptakan protagonis heroik (kalau bukan tokoh suci), dan oleh karena itu menawarkan sebuah penghiburan bahwa, di dalam bencana moral akibat kekejian, kita semua tidaklah mirip dengan para pelaku kekejian itu. Tapi menampilkan para penyintas sesuci mungkin dalam rangka meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita adalah orang baik akan terlihat seperti memanfaatkan para penyintas untuk menipu diri kita sendiri. Hal seperti ini merendahkan pengalaman para penyintas, dan tidak menolong kita dalam memahami apa artinya menyintas dari sebuah kekejian, dan apa artinya menjalani hidup yang dihancurkan oleh kekerasan massal, dan dibungkam oleh teror. Pengetahuan navigasi yang diperlukan untuk menempuh medan ranjau klise tadi hanya bisa didapatkan dari menjelajahi kesenyapan itu sendiri.
Sebagai hasilnya, film Senyap, saya harap, menjadi sebuah puisi tentang kesenyapan yang lahir dari teror—sebuah puisi tentang pentingnya memecah kesenyapan itu, tetapi juga tentang trauma yang datang ketika kesenyapan itu dipecahkan. Mungkin film ini adalah sebuah monumen bagi kesenyapan—sebuah pengingat bahwa, walaupun kita ingin meneruskan hidup, memalingkan pandangan, dan memikirkan hal-hal lain, tak ada yang bisa mengembalikan keutuhan apa yang telah dirusak. Tak ada yang bisa menghidupkan kembali mereka yang telah mati. Kita harus berhenti, mengakui kehidupan yang telah dilumatkan, dan memaksa diri untuk mendengarkan kesenyapan yang menyusulnya.
PERNYATAAN KO-SUTRADARA
Film Senyap, dan juga film sebelumnya, Jagal, adalah sebuah pengingat bahwa kebenaran belum lagi tuntas diungkapkan, keadilan belum lagi ditegakkan, permintaan maaf belum lagi dikatakan, korban belum direhabilitasi—apalagi mendapatkan rekompensasi atas segala yang dirampas dari mereka. Sesudah itu semua, sejarah yang diajarkan di sekolah masih bungkam mengenai kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang menimpa jutaan orang.
Film Senyap, bagi saya adalah gaung bagi suara-suara lirih keluarga korban, penyintas, dan mereka yang tertindas. Saya berharap gemanya akan sanggup memperkuat suara-suara itu, karena di sela-sela kesenyapan itu juga ada banyak harapan.
Film Senyap menunjukkan betapa rekonsiliasi adalah sebuah jalan panjang, penuh rintangan, dan berat. Kami berharap pesan film Senyap ini mencerminkan optimisme kami: “Rekonsiliasi adalah jalan berat, bukan jalan yang tak mungkin.”
Pemutaran di Surabaya
Untuk jadual terbaru, cek http://filmsenyap.com/#Pemutaran
HIMA Sosiologi & HIMA Komunikasi Universitas Airlangga
Aula Gedung C FISIP
Jalan Dharmawangsa Dalam
10 Desember 2014 pukul 9.00 WIB
Pembicara: IGAK Satrya Wibawa, Rendy Pahrun Wadripalapa, dan Hari Fitrianto
Info: Yusuf Raditya (0856 5542 5740)
DPC PDIP Surabaya
Halaman Kantor DPC, Jl. Kapuas 68
10 Desember 2014 pukul 18.30 WIB
Pembicara: Sukadar, Kusuma Wijaya, dan Bagus Hariyono
Info: Andry Juni (087853900118)
Rumah Baca Marhaen
Jl. Pucang Adi no. 62
10 Desember 2014 pukul 18.30 WIB
Info: Vegas (085731318966)
Warung Mbah Cokro
Jalan Raya Prapen 22 (Samping Indogrosir)
10 Desember 2014 pukul 19.00 WIB
Info: Arif Suhandha (085755470221)
Pinlab Bahasa Kampus B Unair
Jl. Dharmawangsa – Gubeng (Kampus B Unair)
12 Desember 2014 pukul 13.00 WIB
Info: Makrom Ubaid (083830211406)
Perpustakaan Bank Indonesia
Jl. Taman Mayangkara 1
19 Desember 2014 pukul 18.30 WIB
Info: Sol Amrida (081330139674)