Sate Karak… Hidangan Baheula Yang Masih Ada

Tidak banyak warga Surabaya yang mengetahui hidangan ini, kecuali mereka yang tinggal di daerah Surabaya Utara, khususnya Ampel dan sekitarnya. Sate karak bukan sate yang terbuat dari karak, justru tidak ada kerupuk karak di sini. Sate ini terbuat dari potongan daging sapi dan jeroannya yang berukuran cukup besar, kemudian diberi bumbu. Uniknya, sate ini disajikan di atas piring bersama ketan hitam bercampur kelapa parut dan sambal bubuk.

Panganan · 2 July 2013 · Keywords: ·
sate-karak-06

Sebagai sebuah kota yang usianya cukup tua, berbagai macam peninggalan masih bisa ditemui di kota Surabaya. Salah satu peninggalan yang masih ada adalah peninggalan kulinernya seperti hidangan yang satu ini, Sate Karak. Tidak banyak warga Surabaya yang mengetahui hidangan ini, kecuali mereka yang tinggal di daerah Surabaya Utara, khususnya Ampel dan sekitarnya karena bisa dibilang kawasan Ampel ini merupakan gudangnya peninggalan kuliner Surabaya. Saya juga baru mendengar hidangan ini ketika bercakap-cakap dengan Pak Dukut Imam Widodo, seorang penulis sejarah Surabaya yang pada waktu itu sedang membuat buku “Monggo Dipun Badhog”. Buku yang menceritakan peninggalan kuliner masa lalu di Surabaya.

Akhirnya setelah mengumpulkan info-info dari para tokoh di kawasan Ampel, seperti Pak Said Basymeleh, Pak Syuhada dan Mas Adhil, kami mulai mencari Sate Karak. Ternyata tidak sesulit yang dikira mencari penjual Sate Karak ini. Lokasinya berada di mulut gang Ampel Lonceng. Seberang Hotel Grand Kalimas yang terletak di Jalan K.H. Mas Mansyur. Dari sana akan terlihat langsung penjual Sate Karak tersebut.

Sate karak bukan sate yang terbuat dari karak, justru tidak ada kerupuk karak di sini. Sate ini terbuat dari potongan daging sapi dan jeroannya yang berukuran cukup besar, kemudian diberi bumbu. Uniknya, sate ini disajikan di atas piring bersama ketan hitam bercampur kelapa parut dan sambal bubuk.

Perpaduan rasanya menciptakan citarasa khas Surabaya yang gurih dan sedap. Ketan hitamnya tidak terlalu lengket, sedangkan kelapa parut yang dicampurkan menimbulkan rasa manis kelapa segar yang khas. Saat keduanya dimakan bersamaan dengan sambal bubuk dan tentu potongan satenya menghadirkan kenikmatan yang unik, susah disamakan dengan masakan lainnya.

Bagi para pelanggan yang tidak suka jeroan bisa juga memesan dagingnya saja (tanpa jeroan). Atau bisa meminta nasi putih sebagai ganti ketan hitam. Tapi sebenarnya, justru kombinasi rasa ketan hitamnyalah yang menghadirkan cita rasa sangat khas. Bagi kalian yang penasaran, langsung saja menuju gang Ampel Lonceng.  Di sana kalian bisa menemui penjual Sate Karak ini dari pukul 17.00 hingga habis.

Kuliner di kota Surabaya memang luar biasa. Senang rasanya bisa mencicipi dan mendokumentasikan untuk kita semua. Salam kuliner.

 

This post is also available in: English

Deasy Esterina
Professional eater di Haphap.com, pengelola klab merajut (dan menjahit?) Knit Knot di c2o.

Email | Website | Profile

Antonio Carlos
WADUK JATI LUHUR (wajah dukun namun jiwa dan hatinya luhur). Tjetjunguk petjinta makanan dan sedjarah.

Email | Website | Profile

LOCATION

Di mulut gang Ampel Lonceng. Seberang Hotel Grand Kalimas yang terletak di Jalan K.H. Mas Mansyur. , Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Happy Belly on the Street adalah program video webseries mengajak Anda menikmati berbagai makanan jalanan. Digarap oleh Haphap.com dan Hifatlobrain Travel Institute, menampilkan Deasy Esterina sebagai, erm, professional eater.

  • alfany

    keren sekali, menambah wasan kuliner surabaya