SUB/SIDE Live: An Ambient Saturday Night With Hi Mom!

Setelah enam tahun meramaikan skena musik Surabaya, Hi Mom! menggelar satu pertunjukan di hari Sabtu, 21 September 2013, memberikan nuansa tontonan musik unik yang berasal dari persilangan nuansa ambience musik mengawang mereka dan lirik lagu cerdas yang mengedepankan optimisme sosial nan humanis. Vokalis Khukuh Yuda melantunkan suara khasnya, kali ini tanpa gitar, semetara Kokoh Wardoyo memainkan drum dengan halus tapi tegas. Rhythm musik Eri Rukmana dari synthesizernya, harmonis dengan permainan gitar Indra dan bass progresif Adhiel.

Musik · 27 January 2014 · Keywords: , ·
HiMomSUBSIDELive-6

Hi Mom! menjadi pelaku utama dalam menggugah semangat kaum muda urban dengan nuansa atmosferik dari suara Khukuh Yuda sang vokalis Hi Mom! malam 21 September 2013 di C2O Library & Collabtive. Acara yang bertajuk SUB/SIDE Live : Hi Mom! ini sejatinya dimulai jam 6 sore harus molor hingga pukul 19.30 dikarenakan para personel Hi Mom! harus menata dekor dan check sound sendiri dengan hanya dibantu kru C20 Library sejak jam 3 sore. Pengunjung yang mayoritas adalah para scenester kota Surabaya, terlihat belum berdatangan di perpustakaan yang beralamat di Jalan Cipto 20 itu.

Sebelum acara dimulai, saya sempat berbicara dengan vokalis Hi Mom!, Khukuh Yuda. Khukuh banyak bercerita tentang kendala yang menaungi Hi Mom! selama pembuatan EP ketiga mereka ini, mulai dari pencarian engineer yang mumpuni dalam merasakan nyawa musik mereka, pekerjaan masing-masing personel yang mempengaruhi intensitas bermusik Hi Mom! hingga pengaruh musik Khukuh yang ternyata penikmat dari musisi-musisi penyanyi wanita macam Tori Amos, Janis joplin, Bjork, Cocteau Twins hingga She & Him—sebuah fakta yang menjelaskan corak vokal bergaya feminin dari Khukuh yang menjadi ciri khas Hi Mom!

Jarum jam pun mulai menunjuk angka 19.50, acara pun dimulai dengan jamming pemanasan sekaligus menjadi check sound Hi Mom!. Kokoh Wardoyo, drummer dan salah satu anggota orisinal Hi Mom! diikuti Adhiel Alba (bass) dan Eri Rukmana yang malam itu “bersenjatakan” satu keyboard Roland dan syntheziser Mini Korg yang entah bagaimana cukup muat berada di panggung yang sempit itu. Selanjutnya Khukuh dan Vidyawati, pemain biola tamu disusul (akhirnya) oleh Indra Adi Surya, sang gitaris yang baru saja datang dari rumahnya di Trosobo (auch!) dikarenakan harus balik ke rumah setelah mempersiapkan venue sore sebelumnya. (Lauretha, manajer Hi Mom! menasehati, lain kali, minta personil untuk membawa baju ganti dan peralatan mandi. Supaya bisa persiapan di tempat.)

HiMomSUBSIDELive-11

Hi Mom! memulai malam itu dengan Lick The TV, sebuah lagu lama dari era awal Hi Mom! saat mereka baru terbentuk 2007 silam. Suara lembut Khukuh, dentingan gitar menggantung Indra berlanjut pada lagu Honey, satu lagu lain yang berasal dari era awal mereka. Atmosfer khas melayang Hi Mom! mulai terasa di lagu ini, yang uniknya ditransformasikan Hi Mom! cukup baik dalam format akustik dan terasa lebih bernyawa dengan gaya permainan bass Adhiel yang banyak menggunakan progresi chord yang tak monoton. Sedangkan Khukuh lebih banyak bernyanyi tanpa memegang gitar—satu pemandangan yang tak biasa—dan bagian rhythm dikerjakan oleh efek syntheziser Eri Rukmana berselingan dengan bass Adhiel dan gitar Indra.

Komposisi Another Piece dan The Frequency I’m In dalam format akustik yang diisi lamat-lamat suara keyboard dari Eri serta pukulan halus nan tegas dari Kokoh membuat kita teringat akan nuansa musik dari The Jesus and Mary Chain. Biola Vidy yang (sayangnya hanya) menjadi pemain tamu malam itu memberi nuansa haru-biru yng mengisi overdrive dan distorsi khas Hi Mom! yang absen malam itu. Dibawakannya Titik Balik Yang Sempurna menjadi highlight dari pertunjukan mereka malam itu, terutama saat para fans ikut sing along di chorus dan bridge nya. Saya pun berandai-andai alangkah tepatnya jika Hi Mom! diundang dan lagu ini dimainkan pada event diskusi The British Invasion yang diadakan di Senayan City, Jakarta malam sebelumnya. Do Me A Favor dan WebMaze dalam versi akustik mengingatkan saya akan komposisi-komposisi Slowdive dan The Dream Academy, band new romantic ballad tahun 1980-an. Penghayatan vokal Khukuh tampak selaras dengan permaian gitar Indra yang berselang-seling dengan bunyi-bunyi synthesizer Mini Korg milik Eri.

HiMomSUBSIDELive-16

Jam pun tak terasa sudah 20.50, padahal masih ada tiga lagu yang tersisa. Sebelumnya Hi Mom! menjanjikan memainkan 10 lagu. Biasanya C2O tutup jam 21.00, tapi malam minggu ini tampaknya merupakan malam khusus. Lagu Menuju Rumah pun dilantunkan, pengunjung kembali turut menyanyikan setiap lirik dari lagu yang membuat semua orang yang pulang dari acara SUB/SIDE Live ini akan Hi Mom!. Layer efek suara dari synthezeiser Eri dan bass Adhiel berhasil memberikan rhythm ambience dari komposisi asli Menuju Rumah dalam format akustik.

Usai Menuju Rumah, Hi Mom pun “menuju belakang panggung” untuk rehat sejenak sebelum encore. Saat jeda ini saya sempatkan ngobrol bareng Mery Yulistanty, mantan bassist Hi Mom! di masa awal ketika mereka sering menjadi headliner dalam acara Tuesday Out Loud.

“Musik Hi Mom sudah jauh berkembang dari jaman aku masih main dulu, lebih keren, mereka tetap the best lah,” tutur Mery, yang sekarang bekerja kantoran di Wismilak di seberang. Mereka kembali dengan mengundang Hussein Harhara—gitaris Tic Band—salah satu scenester musik senior kota Surabaya untuk bermain dalam Ramuan Penawar Rindu. Permainan progressive Adhiel plus duet gitar Hussein dan Indra berhasil meramu komposisi bergaya Pop Indo-Melayu menjadi lebih berasa psychedelic-raga rock ala LOVE dan The Byrds,  band psychedelic tahun 1960-an.

HiMomSUBSIDELive-22

Hi Mom! menutup sesi akustik mereka dengan lagu Kosong dan mengakhiri one ambient saturday night di C2O yang sayangnya harus berakhir saat itu juga. Dengan segala kekurangan yang ada pada event SUB/SIDE kali ini, Hi Mom! berhasil memberikan nuansa tontonan musik unik yang berasal dari persilangan nuansa ambience musik mengawang mereka dan lirik lagu cerdas yang mengedepankan optimisme sosial nan humanis. Sembari kita semua berdoa semoga rilisan EP ketiga mereka tidak terlalu lama keluar.


Album ini menggunakan lisensi Creative Commons BY-NC-SA. Anda bebas untuk mengunduh, mengolah-ulang dan membagikannya secara gratis asal mencantumkan sumber materi ini, tidak mengambil keuntungan komersial dan wajib menggunakan lisensi yang sama. Unduh lagu dan sampulnya dari archive.org.

This post is also available in: English

  • Ayos

    Kalo mas Firman nulis tentang musik pancen sangar dadine! Rawks!

  • Dhyhan Farel Dhynata

    jozzzzz