Suatu pagi di Kampung Arab

Berbagai orang dan hal-hal yang Anda dapat temukan dari jalan pagi Anda di Kampung Arab Surabaya, bersama Adil Alba. Gule maryam di jalan KH Mas Mansyur. Sekolah Al - Irsyad. Beragam macam parfum rumahan, tasbih, kacang-kacangan dan kurma, buku-buku dan komik relijius. Tukang cukur dan penjual pakaian bekas.

Budaya, Jalan-jalan · 25 November 2013 · Keywords: ·
OneMorningKampungArabSurabaya

Nama saya Adil Albatati. Saya tinggal di Kampung Arab yang terletak di kota tua Surabaya, dengan ratusan bangunan dan warisan budayanya. Saya generasi ketiga Arab Yaman—bapak dan ibu saya lahir di Surabaya, sementara kakek nenek dari pihak ayah datang dari Yaman. Mereka tiba sekitar awal 1900-an, tahun-tahun migrasi besar orang Arab dari Hadramaut (di Yaman Selatan) ke Indonesia. Saya dan adik saya lahir di Jeddah, saat orang tua saya bekerja di bandara di Jeddah.

Dalam video ini, saya akan memandu Anda melalui kampung sekitar saya. Dari rumah saya di Kalimas Udik, kita akan sarapan gule maryam di jalan KH Mas Mansyur. Saya akan menunjukkan sekolah saya dulu, Sekolah Al – Irsyad, sebuah sekolah yang didirikan dan didanai oleh Yayasan Al – Irsyad, yayasan yang juga menjalankan Hotel Kemadjuan. Kita akan bertemu berbagai warga yang ramah, melihat beragam macam parfum rumahan, tasbih, kacang-kacangan dan kurma, buku-buku dan komik relijius yang dijual di sana. Kita akan singgah sebentar di tukang cukur dan penjual pakaian bekas. (Bukan, mereka bukan kunci dari gaya dan pepakaian saya.) Berkenalan dengan berbagai orang dan hal-hal yang Anda dapat temukan dari jalan pagi Anda di Kampung Arab Surabaya.

This post is also available in: English